Osama bin Laden, kiri, dan letnan Mesir Ayman al-Zawahiri. (AP Photo/Courtesy of Al-Jazeera via AP video, File)
MINGGU, 20 MEI 2012 | 13:31 WIB
TEMPO.CO, Teheran - Ternyata buronan wahid Amerika Serikat, Osama bin Laden tidak meninggal karena diberondong peluru tentara Amerika tahun lalu. Fakta terbaru menyebutkan pemimpin Al-Qaeda itu tewas secara alami, lima tahun sebelum Amerika mengumumkan berhasil mengeksekusinya, 1 Mei 2011.
Kenyataan itu diungkapkan oleh politikus Turki dan mantan agen intelijen Amerika, Berkan Yashar. "Amerika tidak membunuh Bin Laden, dia meninggal karena sakit," kata Yashar.
Kepada televisi Rusia, Channel One, Yashar bercerita, dia pernah bertemu Bin Laden pada September 1992 di Chechnya. Pertemuan itu, kata Yashar, terjadi di sebuah rumah dua lantai di Kota Grozny. Di lantai atas, ruangan dihuni keluarga Gamsakhurdia dari Presiden Georgia, yang kemudian diusir oleh negaranya. "Saya dan Bin Laden bertemu di lantai satu, dia juga tinggal di rumah itu," ujar Yashar.
Namun Yashar menyatakan tak tahu kenapa Bin Laden ada di Kota Grozny. Dia juga menolak isi pertemuan itu. "Kami hanya mengobrol saja." Namun, berdasarkan laporan Channel One, selama beberapa tahun silam, Yashar memiliki nama samaran Abubakar. Nama yang diberikan CIA.
Setelah perjalanan itu, Yashar melanjutkan, muncul sejumlah orang yang mengaku nasionalis Chechnya. Namun mereka tidak ikut dalam teror bom. Orang-orang itu membuat lingkaran penjaga Bin Laden. "Dia (Bin Laden) percaya mereka tak akan mengkhianatinya," ujar Yashar.
Kata Yashar, hal itu tidak hanya ia ketahui seorang diri. Dinas Keamanan Rusia dan CIA pun mengetahuinya. Ketika ditanya apakah Yashar percaya Bin Laden tewas karena serangan Amerika, dia menjawab, "Meski seluruh dunia percaya, saya tidak."
Pemimpin Al-Qaeda itu meninggal pada 6 Juni 2006. Begitulah pernyataan Yashar. Dia begitu mengingat tanggal tewasnya Bin Laden karena ada tiga angka enam pada waktu kematiannya. Ketika Bin Laden mengembuskan napas terakhir, Yashar melanjutkan, ada tujuh lelaki di sekelilingnya. Yakni tiga orang Chechnya: Sami, Mahmoo, dan Ayub; dua dari London; dan dua asal Amerika. "Dia sangat sakit. Badannya tinggal kulit dan tulang," ujarnya.
Meski dua muslim asal London dan Amerika menyaksikan Bin Laden meninggal, mereka tidak ikut memandikan atau mengebumikan jasadnya di pegunungan perbatasan Pakistan-Afganistan. Semua itu dikerjakan oleh Ayub, Mahmood, dan Sami.
Setelah penguburan jenazah Bin Laden, terjadi penyerangan. Berdasarkan informasi dari dalam operasi Amerika, mereka menemukan kuburan Bin Laden dan menggalinya. Semua itu dilakukan Amerika untuk menunjukkan kepada dunia bahwa teknologi keamanan mereka berjalan sempurna. "Amerika menunjukkan bagaimana tiap langkah mereka kontrol dan menunjukkannya sebagai sebuah kemenangan," ujarnya.
Kini Yashar menyalahkan dirinya sendiri. Sebab Bin Laden meninggal dalam perlindungan orang Chechnya, tak lama setelah teleponnya disadap oleh agen intelijen Amerika. Dan beberapa hari sebelum Yashar mengumumkan kematian Bin Laden di konferensi Washington, November 2008, Sami diculik oleh agen Amerika.
"Padahal saya orang pertama yang umumkan kabar kematian Bin Laden. Pasti agen Amerika melacak kontak saya," ujarnya.
Dari penculikan itu, Yashar yakin bahwa Sami-lah yang membocorkan lokasi penguburan Bin Laden. Dan kontak telepon terakhir Sami berasal dari Pakistan.
Kata Yashar, dia sengaja membeberkan informasi ini kepada Channel One karena takut akan hidupnya. Dengan publisitas ke seluruh dunia, dia berharap, bisa melindungi dirinya dari CIA. "Untuk berjaga-jaga, Dinas Rahasia Turki memberi saya pengawal dan senjata," ujarnya.
Kenyataan itu diungkapkan oleh politikus Turki dan mantan agen intelijen Amerika, Berkan Yashar. "Amerika tidak membunuh Bin Laden, dia meninggal karena sakit," kata Yashar.
Kepada televisi Rusia, Channel One, Yashar bercerita, dia pernah bertemu Bin Laden pada September 1992 di Chechnya. Pertemuan itu, kata Yashar, terjadi di sebuah rumah dua lantai di Kota Grozny. Di lantai atas, ruangan dihuni keluarga Gamsakhurdia dari Presiden Georgia, yang kemudian diusir oleh negaranya. "Saya dan Bin Laden bertemu di lantai satu, dia juga tinggal di rumah itu," ujar Yashar.
Namun Yashar menyatakan tak tahu kenapa Bin Laden ada di Kota Grozny. Dia juga menolak isi pertemuan itu. "Kami hanya mengobrol saja." Namun, berdasarkan laporan Channel One, selama beberapa tahun silam, Yashar memiliki nama samaran Abubakar. Nama yang diberikan CIA.
Setelah perjalanan itu, Yashar melanjutkan, muncul sejumlah orang yang mengaku nasionalis Chechnya. Namun mereka tidak ikut dalam teror bom. Orang-orang itu membuat lingkaran penjaga Bin Laden. "Dia (Bin Laden) percaya mereka tak akan mengkhianatinya," ujar Yashar.
Kata Yashar, hal itu tidak hanya ia ketahui seorang diri. Dinas Keamanan Rusia dan CIA pun mengetahuinya. Ketika ditanya apakah Yashar percaya Bin Laden tewas karena serangan Amerika, dia menjawab, "Meski seluruh dunia percaya, saya tidak."
Pemimpin Al-Qaeda itu meninggal pada 6 Juni 2006. Begitulah pernyataan Yashar. Dia begitu mengingat tanggal tewasnya Bin Laden karena ada tiga angka enam pada waktu kematiannya. Ketika Bin Laden mengembuskan napas terakhir, Yashar melanjutkan, ada tujuh lelaki di sekelilingnya. Yakni tiga orang Chechnya: Sami, Mahmoo, dan Ayub; dua dari London; dan dua asal Amerika. "Dia sangat sakit. Badannya tinggal kulit dan tulang," ujarnya.
Meski dua muslim asal London dan Amerika menyaksikan Bin Laden meninggal, mereka tidak ikut memandikan atau mengebumikan jasadnya di pegunungan perbatasan Pakistan-Afganistan. Semua itu dikerjakan oleh Ayub, Mahmood, dan Sami.
Setelah penguburan jenazah Bin Laden, terjadi penyerangan. Berdasarkan informasi dari dalam operasi Amerika, mereka menemukan kuburan Bin Laden dan menggalinya. Semua itu dilakukan Amerika untuk menunjukkan kepada dunia bahwa teknologi keamanan mereka berjalan sempurna. "Amerika menunjukkan bagaimana tiap langkah mereka kontrol dan menunjukkannya sebagai sebuah kemenangan," ujarnya.
Kini Yashar menyalahkan dirinya sendiri. Sebab Bin Laden meninggal dalam perlindungan orang Chechnya, tak lama setelah teleponnya disadap oleh agen intelijen Amerika. Dan beberapa hari sebelum Yashar mengumumkan kematian Bin Laden di konferensi Washington, November 2008, Sami diculik oleh agen Amerika.
"Padahal saya orang pertama yang umumkan kabar kematian Bin Laden. Pasti agen Amerika melacak kontak saya," ujarnya.
Dari penculikan itu, Yashar yakin bahwa Sami-lah yang membocorkan lokasi penguburan Bin Laden. Dan kontak telepon terakhir Sami berasal dari Pakistan.
Kata Yashar, dia sengaja membeberkan informasi ini kepada Channel One karena takut akan hidupnya. Dengan publisitas ke seluruh dunia, dia berharap, bisa melindungi dirinya dari CIA. "Untuk berjaga-jaga, Dinas Rahasia Turki memberi saya pengawal dan senjata," ujarnya.
0 comments:
Posting Komentar
Saya membutuhkan kritik dan saran anda mengenai Blog saya dan Artikel ini
Tolong gunakan bahasa yang sopan!
Terima Kasih.
:)